Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
WhatsApp mengklaim fitur untuk membatasi pengiriman pesan (forward message) mengurangi sebaran hoaks hingga 25 persen. Fitur ini membatasi pengguna sehingga hanya isa meneruskan pesan ke lima penerima saja.
Untuk menekan hoaks, direktur komunikasi WhatsApp Asia, Sravanthi mengatakan pihaknya juga telah menutup dua juta akun per bulan yang masuk dalam kategori mencurigakan.
"Dengan membatasi penerusan pesan ke lima orang dan menutup dua juga akun secara global sudah berhasil mengurangi hoaks hingga 25 persen," ungkap Sravanthi kepada CNNIndonesia.com di Facebook cafe, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9).
Ia menjelaskan tahun lalu ada dua juta akun mencurigakan setiap bulannya yang ditutup WhatsApp.
Untuk mendeteksi akun mencurigakan WhatsApp mengerahkan teknologi artificial intelligence (kecerdasan buatan).
"Kami menggunakan artificial learning untuk melihat akun yang mengirim spam atau melakukan aktivitas tidak normal," ucapnya.
WhatsApp juga mengaku menjalin kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan sejumlah pihak untuk mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai pesan hoaks.
Menurut Sravanthi, cara terbaik untuk menyetop hoaks adalah dengan pemahaman setiap orang dalam mengartikan pesan yang diterima. Setiap orang diminta untuk bertanggung jawab dalam mengirimkan dan menerima pesan tersebut.
Untuk menekan hoaks, direktur komunikasi WhatsApp Asia, Sravanthi mengatakan pihaknya juga telah menutup dua juta akun per bulan yang masuk dalam kategori mencurigakan.
"Dengan membatasi penerusan pesan ke lima orang dan menutup dua juga akun secara global sudah berhasil mengurangi hoaks hingga 25 persen," ungkap Sravanthi kepada CNNIndonesia.com di Facebook cafe, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9).
Ia menjelaskan tahun lalu ada dua juta akun mencurigakan setiap bulannya yang ditutup WhatsApp.
Untuk mendeteksi akun mencurigakan WhatsApp mengerahkan teknologi artificial intelligence (kecerdasan buatan).
"Kami menggunakan artificial learning untuk melihat akun yang mengirim spam atau melakukan aktivitas tidak normal," ucapnya.
WhatsApp juga mengaku menjalin kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan sejumlah pihak untuk mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai pesan hoaks.
Menurut Sravanthi, cara terbaik untuk menyetop hoaks adalah dengan pemahaman setiap orang dalam mengartikan pesan yang diterima. Setiap orang diminta untuk bertanggung jawab dalam mengirimkan dan menerima pesan tersebut.
sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190916114214-185-430800/whatsapp-klaim-fitur-batasi-pesan-tekan-hoaks-25-persen